Jumat, 24 Juni 2011

Sejarah Muhammadiyah

Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, yang melakukan perintisan atau kepeloporan pemurnian sekaligus pembaruan Islam di negeri berpenduduk terbesar muslim di dunia. Sebuah gerakan yang didirikan oleh seorang kyai alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni
Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta. Kata ”Muhammadiyah” secara bahasa berarti ”pengikut Nabi Muhammad”. Penggunaan kata ”Muhammadiyah” dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad. Penisbahan nama tersebut menurut H. Djarnawi Hadikusuma mengandung pengertian sebagai berikut: ”Dengan nama itu dia bermaksud untuk menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah umat
Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad saw, yaitu Islam. Dan tujuannya ialah memahami dan melaksanakan agama Islam sebagai yang memang ajaran yang serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, agar supaya dapat menjalani kehidupan dunia sepanjang kemauan agama Islam. Dengan demikian ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat memberi nafas
bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya. ” Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dan merupakan menifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuangan Kyai Haji Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) yang menjadi pendirinya. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang; juga setelah membaca pemikiran- pemikiran para pembaru Islam seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al- Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di Ssudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri Kyai Dahlan. Jadi sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan justru membawa ide dan gerakan pembaruan, bukan malah menjadi konservatif. Embrio kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan- gagasannya merupakan hasil interaksi Kyai Dahlan dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama yang diajarkan Kyai Dahlan, yakni R. Budihardjo dan R. Sosrosugondo. Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Dahlan di Kweekscholl Jetis di mana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut secara ekstrakulikuler, yang sering datang ke rumah Kyai dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis Kyai Dahlan tidak diurus oleh Kyai sendiri tetapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan setelah Kyai wafat. Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama ”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi
penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat istikharah (Darban, 2000: 34). Artinya, pilihan untuk mendirikan Muhammadiyah memiliki dimensi spiritualitas yang tinggi sebagaimana tradisi kyai atau dunia pesantren. Gagasan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah tersebut
selain untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan Kyai Dahlan, menurut Adaby Darban (2000: 13) secara praktis- organisatoris untuk mewadahi dan memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang didirikannya pada 1 Desember 1911. Sekolah tersebut merupakan rintisan lanjutan dari ”sekolah” (kegiatan Kyai Dahlan dalam menjelaskan ajaran Islam) yang dikembangkan Kyai Dahlan secara informal dalam memberikan pelajaran yang mengandung ilmu agama Islam dan pengetahuan umum di beranda rumahnya. Dalam tulisan Djarnawi Hadikusuma yang didirikan pada tahun 1911 di kampung Kauman Yogyakarta tersebut, merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”, yakni sebuah sekolah agama, yang tidak diselenggarakan di surau seperti pada umumnya kegiatan umat Islam waktu itu, tetapi bertempat di dalam sebuah gedung milik ayah Kyai Dahlan, dengan menggunakan meja dan papan tulis, yang mengajarkan agama dengan dengan cara baru, juga diajarkan ilmu-ilmu umum. Maka pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijah 1330 Hijriyah di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi yang bernama ”MUHAMMADIYAH”. Organisasi baru ini diajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah” (Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912), yang kemudian baru disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914. Dalam ”Statuten Muhammadiyah” yang pertama itu, tanggal resmi yang diajukan ialah tanggal Miladiyah yaitu 18 November 1912, tidak mencantumkan tanggal Hijriyah. Dalam artikel 1 dinyatakan, ”Perhimpunan itu ditentukan buat 29 tahun lamanya, mulai 18 November 1912. Namanya ”Muhammadiyah” dan tempatnya di Yogyakarta”. Sedangkan maksudnya (Artikel 2), ialah: a. menyebarkan pengajaran Igama Kangjeng Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi Wassalam kepada penduduk Bumiputra di dalam residensi Yogyakarta, dan b. memajukan hal Igama kepada anggauta-anggautanya. ” Terdapat hal menarik, bahwa kata ”memajukan” (dan sejak tahun 1914 ditambah dengan kata ”menggembirakan”) dalam pasal maksud dan tujuan Muhammadiyah merupakan kata-kunci yang selalu dicantumkan dalam ”Statuten Muhammadiyah” pada periode Kyai Dahlan hingga tahun 1946 (yakni: Statuten Muhammadiyah Tahun 1912, Tahun 1914, Tahun 1921, Tahun 1931, Tahun 1931, dan Tahun 1941). Sebutlah Statuten tahun 1914: Maksud Persyarikatan ini yaitu: 1. Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran Igama di Hindia Nederland, 2. dan Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang kemauan agama Islam kepada lid-lidnya. Dalam pandangan Djarnawi Hadikusuma, kata-kata yang sederhana tersebut mengandung arti yang sangat dalam dan luas. Yaitu, ketika umat Islam sedang dalam kelemahan dan kemunduran akibat tidak mengerti kepada ajaran Islam yang sesungguhnya, maka Muhammadiyah mengungkap dan mengetengahkan ajaran Islam yang murni itu serta menganjurkan kepada umat Islam pada umumnya untuk mempelajarinya, dan kepada para ulama untuk mengajarkannya, dalam suasana yang maju dan menggembirakan. Pada AD Tahun 1946 itulah pencantuman tanggal Hijriyah (8 Dzulhijjah 1330) mulai diperkenalkan. Perubahan penting juga terdapat pada AD Muhammadiyah tahun 1959, yakni dengan untuk pertama kalinya Muhammadiyah mencantumkan ”Asas Islam” dalam pasal 2 Bab II., dengan kalimat, ”Persyarikatan berasaskan Islam”. Jika didaftar, maka hingga tahun 2005 setelah Muktamar ke-45 di Malang, telah tersusun 15 kali Statuten/Anggaran Dasar Muhammadiyah, yakni berturut-turut tahun 1912, 1914, 1921,
1934, 1941, 1943, 1946, 1950 (dua kali pengesahan), 1959, 1966, 1968, 1985, 2000, dan 2005. Asas Islam pernah dihilangkan dan formulasi tujuan Muhammadiyah juga mengalami perubahan pada tahun 1985 karena paksaan dari Pemerintah Orde Baru dengan keluarnya UU Keormasan tahun 1985. Asas Islam diganti dengan asas Pancasila, dan tujuan Muhammadiyah berubah menjadi ”Maksud dan tujuan Persyarikatan ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wata ’ala”. Asas Islam dan tujuan dikembalikan lagi ke ”masyarakat Islam yang sebenar- benarnya” dalam AD Muhammadiyah hasil Muktamar ke-44 tahun 2000 di Jakarta. Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan itu melekat dengan sikap, pemikiran, dan langkah Kyai Dahlan sebagai pendirinya, yang mampu memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga memberi karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah di kemudian hari. Kyai Dahlan, sebagaimana para pembaru Islam lainnya, tetapi dengan tipikal yang khas, memiliki cita-cita membebaskan umat Islam dari keterbelakangan dan membangun kehidupan yang berkemajuan melalui tajdid (pembaruan) yang meliputi aspek-aspek tauhid (‘aqidah), ibadah, mu’amalah, dan pemahaman terhadap ajaran Islam dan kehidupan umat Islam, dengan mengembalikan kepada sumbernya yang aseli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi yang Shakhih, dengan membuka ijtihad. Mengenai langkah pembaruan Kyai Dahlan, yang merintis lahirnya Muhammadiyah di Kampung Kauman, Adaby Darban (2000: 31) menyimpulkan hasil temuan penelitiannya sebagai berikut: ”Dalam bidang tauhid, K.H A. Dahlan ingin membersihkan aqidah Islam dari segala macam syirik, dalam bidang ibadah, membersihkan cara-cara ibadah dari bid’ah, dalam bidang mumalah, membersihkan kepercayaan dari khurafat, serta dalam bidang pemahaman terhadap ajaran Islam, ia merombak taklid untuk kemudian memberikan kebebasan dalam ber-ijtihad. ”. Adapun langkah pembaruan yang bersifat ”reformasi” ialah dalam merintis pendidikan ”modern” yang memadukan pelajaran agama dan umum. Menurut Kuntowijoyo, gagasan pendidikan yang dipelopori Kyai Dahlan, merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek ”iman” dan ”kemajuan”, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman modern tanpa terpecah kepribadiannya (Kuntowijoyo, 1985: 36). Lembaga pendidikan Islam ”modern” bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok pesantren kala itu. Pendidikan Islam “modern” itulah yang di belakang hari diadopsi dan menjadi lembaga pendidikan umat Islam secara umum. Langkah ini pada masa lalu merupakan gerak pembaruan yang sukses, yang mampu melahirkan generasi terpelajar Muslim, yang jika diukur dengan keberhasilan umat Islam saat ini tentu saja akan lain, karena konteksnya berbeda. Pembaruan Islam yang cukup orisinal dari Kyai Dahlan dapat dirujuk pada pemahaman dan pengamalan Surat Al-Ma’un. Gagasan dan pelajaran tentang Surat Al-Maun, merupakan contoh lain yang paling monumental dari pembaruan yang berorientasi pada amal sosial-kesejahteraan, yang kemudian melahirkan lembaga Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKU). Langkah momumental ini dalam wacana Islam kontemporer disebut dengan ”teologi transformatif ”, karena Islam tidak sekadar menjadi seperangkat ajaran ritual-ibadah dan ”hablu min Allah” (hubungan dengan Allah) semata, tetapi justru peduli dan terlibat dalam memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi manusia. Inilah ”teologi amal” yang tipikal (khas) dari Kyai Dahlan dan awal kehadiran Muhammadiyah, sebagai bentuk dari gagasan dan amal pembaruan lainnya di negeri ini. Kyai Dahlan juga peduli dalam memblok umat Islam agar tidak menjadi korban misi Zending Kristen, tetapi dengan cara yang cerdas dan elegan. Kyai mengajak diskusi dan debat secara langsung dan terbuka dengan sejumlah pendeta di sekitar Yogyakarta. Dengan pemahaman adanya kemiripan selain perbedaan antara Al-Quran sebagai Kutab Suci umat Islam dengan kitab-kitab suci sebelumnya, Kyai Dahlan menganjurkan atau mendorong ”umat Islam untuk mengkaji semua agama secara rasional untuk menemukan kebenaran yang inheren dalam ajaran-ajarannya ”, sehingga Kyai pendiri Muhammadiyah ini misalnya beranggapan bahwadiskusi-diskusi tentang Kristen boleh dilakukan di masjid (Jainuri, 2002: 78) . Kepeloporan pembaruan Kyai Dahlan yang menjadi tonggak berdirinya Muhammadiyah juga ditunjukkan dengan merintis gerakan perempuan ‘Aisyiyah tahun 1917, yang ide dasarnya dari pandangan Kyai agar perempuan muslim tidak hanya berada di dalam rumah, tetapi harus giat di masyarakat dan secara khusus menanamkan ajaran Islam serta memajukan kehidupan kaum perempuan. Langkah pembaruan ini yang membedakan Kyai Dahlan dari pembaru Islam lain, yang tidak dilakukan oleh Afghani, Abduh, Ahmad Khan, dan lain-lain (mukti Ali, 2000: 349-353). Perintisan ini menunjukkan sikap dan visi Islam yang luas dari Kyai Dahlan mengenai posisi dan peran perempuan, yang lahir dari pemahamannya yang cerdas dan bersemangat tajdid, padahal Kyai dari Kauman ini tidak bersentuhan dengan ide atau gerakan ”feminisme ” seperti berkembang sekarang ini. Artinya, betapa majunya pemikiran Kyai Dahlan yang kemudian melahirkan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam murni yang berkemajuan. Kyai Dahlan dengan Muhammadiyah yang didirikannya, menurut Djarnawi Hadikusuma (t.t: 69) telah menampilkan Islam sebagai ”sistem kehidupan mansia dalam segala seginya”. Artinya, secara Muhammadiyah bukan hanya memandang ajaran Islam sebagai aqidah dan ibadah semata, tetapi merupakan suatu keseluruhan yang menyangut akhlak dan mu’amalat dunyawiyah. Selain itu, aspek aqidah dan ibadah pun harus teraktualisasi dalam akhlak dan mu’amalah, sehingga Islam benar- benar mewujud dalam kenyataan hidup para pemeluknya. Karena itu, Muhammadiyah memulai gerakannya dengan meluruskan dan
memperluas paham Islam untuk diamalkan dalam sistem kehidupan yang nyata. Kyai Dahlan dalam mengajarkan Islam sungguh sangat mendalam, luas, kritis, dan cerdas. Menurut Kyai Dahlan, orang Islam itu harus mencari kebenaran yang sejati, berpikir mana yang benar dan yang salah, tidak taklid dan fanatik buta
dalam kebenaran sendiri, menimbang-nimbang dan menggunakan akal pikirannya tentang hakikat kehiduupan, dan mau berpikir teoritik dan sekaligus beripiki praktik (K.R. H. Hadjid, 2005). Kyai Dahlan tidak ingin umat Islam taklid dalam beragama, juga tertinggal dalam kemajuan hidup. Karena itu memahami Islam haruslah sampai ke akarnya, ke hal- hal yang sejati atau hakiki dengan mengerahkan seluruh kekuatan akal piran dan ijtihad. Dalam memahami Al-Quran, dengan kasus mengajarkan Surat Al-Ma’un, Kyai Dahlan mendidik untuk mempelajari ayat Al-Qur’an satu persatu ayat, dua atau tiga ayat, kemudian dibaca dan simak dengan tartil serta tadabbur (dipikirkan): ”bagaimanakah artinya? bagaimanakah tafsir keterangannya? bagaimana maksudnya? apakah ini larangan dan apakah kamu sudah meninggalkan larangan ini? apakah ini perintah yang wajib dikerjakan? sudahkah kita menjalankannya?” (Ibid: 65). Menurut penuturan Mukti Ali, bahwa model pemahaman yang demikian dikembangkan pula belakangan oleh KH.Mas Mansur, tokoh Muhammadiyah yang dikenal luas dan mendalam ilmu agamanya, lulusan Al-Azhar Cairo, cerdas pemikirannya sekaligus luas pandangannya dalam berbagai masalah kehidupan. Kelahiran Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan pembaruan dari pendirinya, Kyai Haji Ahmad Dahlan, didorong oleh dan atas pergumulannya dalam menghadapi kenyataan hidup umat Islam dan masyarakat Indonesia kala itu, yang juga menjadi tantangan untuk dihadapi dan dipecahkan. Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah antara lain: 1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi; 2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat; 3. Kegagalan dari sebagian lembaga- lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman; 4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme,
dan tradisionalisme; 5. dan Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat (Junus Salam, 1968: 33). Karena itu, jika disimpulkan, bahwa berdirinya Muhammadiyah adalah karena alasan-alasan dan tujuan-tujuan sebagai berikut: (1) Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam; (2) Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern; (3) Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam; dan (4) Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar (H.A. Mukti Ali, dalam Sujarwanto & Haedar Nashir, 1990: 332). Kendati menurut sementara pihak Kyai Dahlan tidak melahirkan gagasan-gagasan pembaruan yang tertulis lengkap dan tajdid Muhammadiyah bersifat ”ad-hoc”, namun penilaian yang terlampau akademik tersebut tidak harus mengabaikan gagasan-gagasan cerdas dan kepeloporan Kyai Dahlan dengan Muhammadiyah yang didirikannya, yang untuk ukuran kala itu dalam konteks amannya sungguh merupakan suatu pembaruan yang momunemntal. Ukuran saat ini tentu tidak dapat dijadikan standar dengan gerak kepeloporan masa lalu dan hal yang mahal dalam gerakan pembaruan justru pada inisiatif kepeloporannya. Kyai Dahlan dengn Muhammadiyah yang didirikannya terpanggil untuk mengubah keadaan dengan melakukan gerakan pembaruan. Untuk memberikan gambaran lebih lengkap mengenai latarbelakang dan dampak dari kelahiran gerakan Muhammadiyah di Indonesia, berikut pandangan James Peacock (1986: 26), seorang antropolog dari Amerika Serikat yang merintis penelitian mengenai Muhammadiyah tahun 1970-an, bahwa: ”Dalam setengah abad sejak berkembangnya pembaharuan di Asia Tenggara, pergerakan itu tumbuh dengan cara yang berbeda di bermacam macam daerah. Hanya di Indonesia saja gerakan pembaharuan Muslimin itu menjadi kekuatan yang besar dan teratur. Pada permulaan abad ke-20
terdapat sejumlah pergerakan kecil kecil, pembaharuan di Indonesia bergabung menjadi beberapa gerakan kedaerahan dan sebuah pergerakan nasional yang tangguh, Muhammadiyah. Dengan beratus- ratus cabang di seluruh kepulauan dan berjuta-juta anggota yang tersebar di seluruh negeri, Muhammadiyah memang merupakan pergerakan Islam yang terkuat yang pernah ada di Asia Tenggara. Sebagai pergerakan yang memajukan ajaran Islam yang murni, Muhammadiyah juga telah memberikan sumbangan yang besar di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Klinik-klinik perawatan kesehatan, rumah- rumah piatu, panti asuhan, di samping beberapa ribu sekolah menjadikan Muhammadiyah sebagai lembaga non-Kristen dalam bidang kemasyarakatan, pendidikan dan keagamaan swasta yang utama di Indonesia. ‘Aisyiah, organisasi wanitanya, mungkin merupakan pergerakan wanita Islam yang terbesar di dunia. Pendek kata Muhammadiyah merupakan suatu organisasi yang utama dan terkuat di negara terbesar kelima di dunia. ” Kelahiran Muhammadiyah secara teologis memang melekat dan memiliki inspirasi pada Islam yang bersifat tajdid, namun secara sosiologis sekaligus memiliki konteks dengan keadaan hidup umat Islam dan masyarakat Indonesia yang berada dalam keterbelakangan. Kyai Dahlan melalui Muhammadiyah sungguh telah memelopori kehadiran Islam yang otentik (murni) dan berorientasi pada kemajuan dalam pembaruannya, yang mengarahkan hidup umat Islam untuk beragama secara benar dan melahirkan rahmat bagi kehidupan. Islam tidak hanya ditampilkan secara otentik dengan jalan kembali kepada sumber ajaran yang aseli yakni Al- Qur‘an dan Sunnah Nabi yang sahih, tetapi juga menjadi kekuatan untuk mengubah kehidupan manusia dari serba ketertinggalan menuju pada dunia kemajuan. Fenomena baru yang juga tampak menonjol dari kehadiran Muhammadiyah ialah, bahwa gerakan Islam yang murni dan berkemajuan itu dihadirkan bukan lewat jalur perorangan, tetapi melalui sebuah sistem organisasi. Menghadirkan gerakan Islam melalui organisasi merupakan terobosan waktu itu, ketika umat Islam masih dibingkai oleh kultur tradisional yang lebih mengandalkan kelompok- kelompok lokal seperti lembaga pesantren dengan peran kyai yang sangat dominan selaku pemimpin informal. Organisasi jelas merupakan fenomena modern abad ke-20, yang secara cerdas dan adaptif telah diambil oleh Kyai Dahlan sebagai “washilah ” (alat, instrumen) untuk mewujudkan cita-cita Islam. Mem-format gerakan Islam melalui organisasi dalam konteks kelahiran Muhammadiyah, juga bukan semata-mata teknis tetapi juga didasarkan pada rujukan keagmaan yang selama ini melekat dalam alam pikiran para ulama mengenai qaidah “mâ lâ yatimm al- wâjib illâ bihi fa huwâ wâjib ”, bahwa jika suatu urusan tidak akan sempurna manakala tanpa alat, maka alat itu menjadi wajib adanya. Lebih mendasar lagi, kelahiran Muhammadiyah sebagai gerakan Islam melalui sistem organisasi, juga memperoleh rujukan teologis sebagaimana tercermin dalam pemaknaan/ penafsiran Surat Ali Imran ayat ke-104, yang memerintahkan adanya “sekelompok orang untuk mengajak kepada Islam, menyuruh pada yang ma‘ruf, dan mencegah dari yang munkar”. Ayat Al-Qur‘an tersebut di kemudian hari bahkan dikenal sebagai ”ayat” Muhammadiyah. Muhammadiyah dengan inspirasi Al-Qur‘an Surat Ali Imran 104 tersebut ingin menghadirkan Islam bukan sekadar sebagai ajaran “transendensi ” yang mengajak pada kesadaran iman dalam bingkai tauhid semata. Bukan sekadar Islam yang murni, tetapi tidak hirau terhadap kehidup. Apalagi Islam yang murni itu sekadar dipahami secara parsial. Namun, lebih jauh lagi Islam ditampilkan sebagai kekuatan dinamis untuk transformasi sosial dalam dunia nyata kemanusiaan melalui gerakan “humanisasi ” (mengajak pada serba kebaikan) dan “emanisipasi ” atau “liberasi” (pembebasan dari segala kemunkaran), sehingga Islam diaktualisasikan sebagai agama Langit yang Membumi, yang menandai terbitnya fajar baru Reformisme atau Modernisme Islam di Indonesia.

Sabtu, 18 Juni 2011

survei : perempuan lebih Egois

Survei menunjukkan perempuan lebih egois dibandingkan
laki-laki. Perempuan juga cenderung bicara buruk mengenai temannya kepada orang lain.
Riset mengenai perilaku dan sikap egois ini melibatkan 2.000
perempuan dan laki-laki. Riset
digelar oleh organisasi kerelawanan di Inggris untuk memperingati Hari Kerelawanan. Tujuh dari sepuluh responden mengakui mereka egois. Bahkan 50 persen responden mengaku konsisten menjalankan dua atau lebih aktivitas yang individualistis
setiap harinya. Sebenarnya secara umum, perempuan dan laki-laki sama-sama egois. Namun, riset ini menunjukkan data yang lebih spesifik bahwa ternyata perempuan jauh lebih egois. Fakta ini ditemui dalam berbagai perilaku harian. Perempuan cenderung tak menunjukkan kepeduliannya. Simpati perempuan terhadap
orang lain rendah. Sekitar 43,2
persen perempuan cenderung tak bersimpati terhadap orang lain. Sementara hanya 38,6 persen pria yang tak bersimpati dengan orang lain. Perempuan cenderung mengurungkan niatnya membukakan pintu untuk orang lain ketimbang pria. Hanya 19,3 persen pria yang tak membukakan pintu saat orang lain membutuhkan. Sementara 20,2 persen perempuan cenderung tak peduli membukakan pintu.
Hanya 27,3 persen pria yang
enggan menolong perempuan
paruh baya untuk membawa barang belanjaannya. Sementara itu, ada 32,1 persen perempuan tak tergerak menolong perempuan paruh baya tersebut. Dalam hubungan berpasangan,
perempuan juga cenderung egois.
Riset ini menunjukkan bahwa 27,1
persen perempuan memilih DVD
yang disukainya, tanpa memikirkan pasangannya suka atau tidak. Sementara itu, hanya
26,2 persen laki-laki yang
melakukan hal serupa. Artinya,
lebih banyak laki-laki yang
mempertimbangkan perasaan
atau pendapat pasangannya dalam memilih suatu barang. Lebih dari setengah responden
perempuan mengaku memasak
makan malam yang diinginkannya. Sementara itu,
hanya 45,9 persen laki-laki yang
memasak makan malam sesuai keinginannya. Selebihnya, laki-laki memilih masakan makan malam dengan mempertimbangkan orang lain. Soal makanan favorit, seperti
cokelat, perempuan juga lebih
egois. Perempuan mau berbagi
cokelat, tetapi mengambil porsi
lebih besar. Sebanyak 37,9 persen
perempuan mengambil potongan cokelat lebih besar saat berbagi dengan orang lain. Sementara itu,hanya 30,1 persen pria yang melakukan hal serupa. Bahkan dalam keluarga,
perempuan juga cenderung sibuk
dengan dirinya. Ada 50,1 persen
perempuan yang lupa dengan hari ulang tahun anggota keluarganya,
sedangkan lebih dari 50 persen laki-laki mengingat hari ulang
tahun anggota keluarga mereka.
Fakta lainnya, 42,6 persen
perempuan cenderung tak
menghubungi keluarga, sedangkan hanya 35,5 persen laki-laki yang tak berkomunikasi dengan keluarganya. Dalam pertemanan, perempuan cenderung bicara buruk mengenai temannya kepada orang lain. Ada 55,6 persen responden perempuan yang berbicara buruk mengenai orang lain, sedangkan hanya 42,2 persen laki-laki yang melakukannya. Mengenai kepedulian sosial,perempuan memiliki perilaku seimbang. Soal membantu orang lain yang membutuhkan pinjaman uang tunai, hanya 19,7 persenperempuan yang tidak mau meminjamkan uang. Angka ini lebih rendah dibandingkan laki-laki karena 25,5 persen laki-laki tak sudi meminjamkan uang tunai kepada orang yang membutuhkan.
Sebanyak 61,1 persen perempuan mengaku tak mau memberikan
uang kecil kepada tunawisma
yang memintanya. Angka ini lebih tinggi dibandingkan 51,3 persen laki-laki yang menolak peminta-minta. Dalam kegiatan kerelawanan, 86,9 persen perempuan enggan terlibat
dalam kegiatan sukarela. Berbeda tipis dengan laki-laki, 82,2 persen tak mau terlibat dalam kegiatan kerelawanan. Meski begitu, hanya 65,5 persen perempuan yang menolak membantu sukarelawan
dalam menjalankan aktivitasnya.
Sementara itu, laki-laki, selain
enggan terlibat dalam kegiatan
kerelawanan, 77,1 persen dari mereka juga tak tertarik
membantu relawan dalam
menjalankan aktivitas
kerelawanan. Direktur Program Organisasi Kerelawanan Inggris Caroline Revell menyayangkan perilaku egois yang didapatkan dari kebanyakan warga Inggris. "Survei ini menunjukkan,
meluangkan waktu untuk kegiatan kerelawanan lebih berat ketimbang tindakan keegoisan lainnya, seperti melupakan hari ulang tahun keluarga atau bicara buruk tentang orang lain. Lebih
dari 80 persen perempuan dan
laki-laki tidak mempertimbangkan untuk
terlibat dalam kegiatan
kerelawanan. Kerelawanan tak muncul dalam pikiran perempuan dan laki-laki. Padahal, dengan berbuat sesuatu untuk orang lain,
Anda merasa lebih berarti dan
sebenarnya tindakan tersebut
membantu diri sendiri. Setiap orang memiliki kesempatan untuk mengajar anak jalanan,
bertindak menyelamatkan hewan atau lingkungan, sekaligus mengeksplorasi budaya barumelalui kegiatan kerelawanan,"

Jumat, 17 Juni 2011

Khasiat Kopi...

Kopi.... si hitam peredam kantuk
kembali membuktikan sebagai
minuman kaya khasiat, jika dalam penelitian sebelumnya dekafein,salah satu kandungan kopi, bisa mengurangi resiko diabetes, memperlancar peredaran darah
dan menghilangkan pusing,

ternyata kopi juga bisa membuat
sperma bisa berenang lebih cepat dan merangsang kesuburan lelaki. Sebuah studi yang dilakukan kelompok peneliti dari Universitas
Sao Paulo, Brasil menyebutkan lelaki yang rutin minum secangkir kopi setiap paginya memiliki sperma yang mampu berenang lebih lincah dibanding lelaki yang tak pernah minum kopi di pagi hari.

Mereka meneliti 750 lelaki yang
akan melakukan vasektomi dan
membaginya dalam empat
kelompok berdasarkan jumlah kopi yang mereka konsumsi, yakni:
mereka yang tak minum kopi, peminum kopi ringan (antara satu sampai tiga cangkir kopi per hari), peminum kopi sedang (antara empat-enam cangkir per hari) dan peminum kopi berat (lebih dari enam cangkir per hari).
Penelitian ini menggunakan ukuran skala cangkir 100ml. Hasilnya, mereka yang
mengkonsumsi kopi secara rutin
setiap harinya memiliki kualitas
sperma yang jauh lebih sehat dibanding yang tak mengkonsumsi kopi.
Kandungan kafein dalam kopi
membantu sperma mampu
berenang lebih cepat selain
membantu memperbaiki sample
sperma dalam proses IVF (in-vitro fertilisation), metode pembuahan di luar rahim. Hasil penelitian tersebut diterbitkan dalam Jurnal hasil konferensi American Society for Reproductive Medicine, di San
Antonio. Sementara dalam penelitian terpisah yang dilakukan State University of New York, Buffalo menyebutkan kopi masih jauh lebih baik dari ganja yang terbukti memperpendek umur sperma, gangguan ereksi dan berpotensi mengurangi kesuburan secara signifikan. Khasiat lainnya yang bermanfaat : Mencegah Batu Ginjal Anda harus tahu bahwa kopi bersifat diuretik. Berhenti ditengah perjalanan untuk menikmati secangkir kopi hangat yang nikmat. Itu juga berarti, anda harus bersiap-siap untuk kembali berhenti mencari toilet. Namun dengan efek stimulan ini dapat membuat ginjal anda bebas dari batu ginjal.
Menurut para peneliti dari Harvard School of Public Health menemukan bahwa dengan
minum kopi setiap hari dapat menurunkan resiko batu ginjal
sampai 10% . Napas Lebih Lega Jika anda mengalami sesak napas,
cobalah minum kopi untuk
meghilangkan gejala tersebut.
Menurut Dr Menaldi Rasmin Sp P(K), pulmonologis dan ketua pendidikan kedokteran berkelanjutan-FKUI, kafein merelaksasi dan memperkuat kerja tonus otot napas yang membantu paru-paru. Sedangkan menurut Marshall Plaut,
M D, ketua Divisi Alergi di Natonal
Institute Allergy and Infection
Disease, kafein bertindak
meredakan ketegangan di
percabangan trakea (bronkus). Tapi bila anda penderita asma,
apalagi lumayan parah, jangan
buru-buru mengganti obat anda
dengan kopi. Karena kopi bukan
obat ajaib, menurut Dr Menaldi,
untuk memperkuat otot-otot penunjang pernapasan anda,
olahraga renang masih lebih baik daripada kopi.
"so... Sudahkah anda minum kopi hari ini?!"

Allah Menciptakan Ukuran Bumi dengan Begitu Tepat

Ketika orang-orang
berdiri dan mulai
berjalan,
mereka
merasa tidak ada tekanan ke atas atau ke bawah. Duduk, berjalan, dan berlari adalah aktivitas yang sangat biasa. Namun setiap kali orang terlibat dalam kegiatan tersebut, mereka sama sekali tidak menyadari bahwa mereka menolak gaya gravitasi yang sangat.kuat. Alasan yang paling penting dalam hal ini adalah ukuran Bumi. Jika ukurannya sedikit lebih kecil, maka gravitasi akan jauh lebih lemah, atmosfer planet akan terpecah dan
menghilang, dan kita tidak akan mampu untuk tetap stabil di dunia. Jika bumi lebih besar, gravitasi akan cukup meningkat dan berbagai gas beracun akan membuat atmosfer kita mematikan. Bahkan jika kita berhasil untuk melindungi diri dari gas, kita tidak akan mampu bergerak. Namun sepertinya masalah tidak pernah muncul, karena ukuran bumi telah ditentukan dengan cara yang memungkinkan bagi kehidupan manusia. Kondisi yang menggabungkan secara halus di mana tidak ada cara bahkan satu dari mereka bisa muncul secara kebetulan. Para ilmuwan telah menghitung kemungkinan peristiwa semacam itu sebagai 1 dalam 10.123,1 Jelasnya, pembentukan secara kebetulan dari lingkungan yang cocok bagi kehidupan adalah tidak mungkin. Apakah Allah menghendaki demikian, Dia bisa membuat bintang dan planet yang cocok untuk kehidupan, mengatur hal-hal sehingga manusia tidak perlu makan atau minum, gas untuk bernapas dalam ukuran tertentu, atau gravitasi atau Matahari. Tapi Allah, Yang menciptakan semua yang ada, menghendaki untuk membawa semua kondisi secara terperinci yang diperlukan untuk kehidupan yang uar biasa untuk mengingatkan masyarakat bahwa Dia menciptakan dan mengendalikan segala sesuatu dan memberikan kita kesempatan untuk menghargai kekuasaan-Nya yang tak terbatas dan kembali kepada-Nya: Dia Pemilik kerajaan langit dan bumi milik. Dia tidak memiliki anak laki-laki, dan Dia tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya. Dia menciptakan segala sesuatu dan menetapkan ukuran-ukurannya dengan cara yang tepat. (QS. Al- Furqan, 2)

Rabu, 15 Juni 2011

tata cara Sholat Gerhana

tata cara shalat
gerhana adalah sebagai berikut:
[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan
niat termasuk perkara yang tidak
ada tuntunannya dari Nabi kita
shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau shallallahu ’alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya
lafadz niat pada shalat tertentu
kepada para sahabatnya.
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca
surat yang panjang (seperti surat
Al Baqarah) sambil dijaherkan
(dikeraskan suaranya, bukan lirih)
sebagaimana terdapat dalam
hadits Aisyah:
ُّﻰِﺒَّﻨﻟﺍ َﺮَﻬَﺟ – ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻢﻠﺳﻭ – ِﻑﻮُﺴُﺨْﻟﺍ ِﺓَﻼَﺻ ﻰِﻓ ِﻪِﺗَﺀﺍَﺮِﻘِﺑ
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika
shalat gerhana. ” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
[4]Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
[5]Kemudian bangkit dari
ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD ’
[6]Setelah i ’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan
membaca surat Al Fatihah dan
surat yang panjang. Berdiri yang
kedua ini lebih singkat dari yang
pertama.
[7]Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih
pendek dari ruku’ sebelumnya.
[8]Kemudian bangkit dari
ruku’ (i’tidal). [9]Kemudian sujud yang
panjangnya sebagaimana ruku ’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian
sujud kembali.
[10]Kemudian bangkit dari sujud
lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-
gerakannya lebih singkat dari
sebelumnya.
[11]Salam.
[12]Setelah itu imam
menyampaikan khutbah kepada
para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo ’a, beristighfar, sedekah, dan
membebaskan budak. (Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1/438)

Kamis Dini Hari, Gerhana Bulan Total Terpanjang abad ini

Kamis (16/6) dini hari, gerhana
Bulan total akan terjadi dan dapat
disaksikan di Indonesia. Gerhana
akan dimulai pada pukul 00.25 WIB
dan berakhir pada pukul 05.59 WIB.
Berdasarkan publikasi NASA, totalitas atau kondisi saat Bulan
tak tampak sama sekali akan
berlangsung selama 100 menit, dari
pukul 02.22 WIB hingga pukul 04.02
WIB, termasuk salah satu gerhana
terpanjang dalam waktu 100 terakhir. Gerhana Bulan total kali ini bisa
disaksikan di wilayah Eropa,
Afrika, Amerika Selatan, Australia,
dan Asia, termasuk Indonesia.
Wilayah timur Afrika, Timur
Tengah, Asia Tengah, dan barat Australia bisa menyaksikan
keseluruhan tahap gerhana. Di
Indonesia, wilayah yang
keberuntungan yang sama adalah
Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan
sebagian Nusa Tenggara. Pengamat di Eropa akan
kehilangan tahap awal gerhana
sebab saat tahap itu terjadi
sebelum Bulan terbit. Sementara
pengamat di wilayah timur Asia,
timur Australia, dan Selandia baru akan kehilangan tahap akhir
gerhana karena pada tahap itu
Bulan sudah tenggelam. Wilayah
Amerika Utara kurang beruntung
sebab tak bisa menyaksikan seluruh
gerhana ini. Durasi totalitas gerhana kali ini
akan menjadi salah satu yang
terpanjang dalam 100 tahun. Dalam
publikasi Space.com, Sabtu
(11/6/2011), totalitas gerhana yang
bisa menandingi terjadi pada pada 16 Juli 1935 selama 101 menit, 6 Juli
1982, dan 16 Juli 2000 selama 107
menit. Totalitas gerhana yang
panjang berikutnya diperkirakan
terjadi pada 27 Juli 2018 selama 106
menit.

gerhana bulan total dini hari nanti..

tengah malam nanti atau
menginjak Kamis (16/6) dini hari,
mata kita akan dimanjakan oleh
sebuah peristiwa alam yang
menakjubkan, yakni Gerhana Bulan
Total. Peristiwa alam ini akan menjadi gerhana total bulan
terpanjang sejak 2000. Seperti dilansir Daily Mail, Rabu
(15/6), peristiwa dramatis ini
mengubah bulan menjadi merah
darah selama 100 menit selama
periode totalitas. Tetapi, NASA
memperingatkan kepada warga Eropa akan kehilangan tahap awal
gerhana karena mereka terjadi
sebelum munculnya bulan. Gerhana ini akan terjadi pada pukul
18.24 waktu Inggris dan berakhir
pada tengah malam. Tetapi,
matahari terbenam juga tidak
terjadi di Inggris sampai pukul 21.19
malam. Sementara menurut informasi yang beredar di
Indonesia, gerhana ini akan muncul
mulai pukul 01.25 WIB dan total pada
2.25 WIB. Kemudian, gerhana bulan
total yang terjadi saat bulan
seluruhnya ditutupi bayangan bumi akan terjadi pada pukul 03.14 WIB.
Dan, gerhana berakhir pada pukul
05.04 WIB pagi. Tak hanya di Eropa, NASA juga
memperkirakan gerhana dapat
dilihat dengan mata telanjang
hingga ke sebelah timur Afrika,
Timur Tengah, Asia Tengah, dan
Australia Barat. Namun, mereka yang berada di AS tidak dapat
melihat peristiwa ini karena
gerhana akan terjadi pada siang
hari. Bulan biasanya diterangi oleh
matahari. Selama gerhana bulan, bumi,
matahari dan bulan berada di garis
yang setara dan bayangan bumi
bergerak melintasi permukaan
bulan purnama. Sinar matahari yang
melewati atmosfer bumi membuat bulan tampak merah, cokelat atau
hitam. Bagi yang di Indonesia, pihak
Kementerian Komunikasi dan
Informasi serta Bosscha
Observatory ITB bekerja sama
menyiarkan secara live streaming melalui internet di situs resmi
Bosscha pada rentang waktu
sekitar jam 00.00 - 06.00 WIB. Jadi,
jangan sampai ketinggalan ya!