Rabu, 15 Juni 2011

tata cara Sholat Gerhana

tata cara shalat
gerhana adalah sebagai berikut:
[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan
niat termasuk perkara yang tidak
ada tuntunannya dari Nabi kita
shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau shallallahu ’alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya
lafadz niat pada shalat tertentu
kepada para sahabatnya.
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca
surat yang panjang (seperti surat
Al Baqarah) sambil dijaherkan
(dikeraskan suaranya, bukan lirih)
sebagaimana terdapat dalam
hadits Aisyah:
ُّﻰِﺒَّﻨﻟﺍ َﺮَﻬَﺟ – ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻢﻠﺳﻭ – ِﻑﻮُﺴُﺨْﻟﺍ ِﺓَﻼَﺻ ﻰِﻓ ِﻪِﺗَﺀﺍَﺮِﻘِﺑ
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika
shalat gerhana. ” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
[4]Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
[5]Kemudian bangkit dari
ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD ’
[6]Setelah i ’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan
membaca surat Al Fatihah dan
surat yang panjang. Berdiri yang
kedua ini lebih singkat dari yang
pertama.
[7]Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih
pendek dari ruku’ sebelumnya.
[8]Kemudian bangkit dari
ruku’ (i’tidal). [9]Kemudian sujud yang
panjangnya sebagaimana ruku ’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian
sujud kembali.
[10]Kemudian bangkit dari sujud
lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-
gerakannya lebih singkat dari
sebelumnya.
[11]Salam.
[12]Setelah itu imam
menyampaikan khutbah kepada
para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo ’a, beristighfar, sedekah, dan
membebaskan budak. (Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1/438)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar